Guru
mempunyai karakteristik yang berbeda-beda sesuai dengan kepribadian
maupun pengalaman yang mereka peroleh. Semua perilaku atau kinerja
dilakukan guru karena adanya dorongan atau motivasi baik dari guru
sendiri maupun orang lain seperti dari kepala sekolah. Dengan demikian
guru akan mampu mengelola pembelajaran secara lebih baik apabila
mendapatkan motivasi baik dari guru itu sendiri maupun dari motivasi
yang diberikan kepala sekolah.
Begitu
juga Pembinaan dan usaha perbaikan pendidikan tidak mungkin berhasil
tanpa disertai dengan pembinaan dan perbaikan mutu pengetahuan serta
cara kerja para pelaksananya. Pengalaman-pengalaman praktik yang
diterimanya dari latihan-latihan praktik mengajar yang sangat terbatas
dan dalam waktu yang tidak lama, belum merupakan pengalaman yang cukup
bermutu untuk memenuhi tugas-tugas dan tanggung jawabnya setelah keluar
dari sekolah guru. Disinilah pendidikan atau latihan “in-service”,
“pre-service serta “up-grading” perlu disadari dan mutlak dilaksanakan
agar perbaikan mutu pengetahuan serta cara kerja pelaksananya dalam
bidang pendidikan dapat meningkat.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa yang dimaksud dengan Inservice-training And Upgrading?
2. Mengapa perlu In-Service Training And Up-Grading dalam pendidikan?
C. PEMBAHASAN
a. Inservice-training
Sebelum membahas lebih lanjut tentang inservice training menurut hemat penulis alangkah baiknya kita membahas lebih dahulu tentang pre-service training,
walaupun dalam judul tidak kami tulis namun ini sangat penting, karena
sebelum melalui tahapan inservice training (pendidikan dalam jabatan)
seorang guru pastinya melalui tahap yang disebut dengan pre-service
training (pendidikan pra-jabatan).[1]
Inservice-training dalam bahasa Indonesia sering disebut pendidikan dalam jabatan. Istilah lain yang juga dipergunakan ialah Upgrading atau penataran dan inservice education yang pada dasarnya mempunyai maksud yang sama. Inservice-training diberikan
kepada guru-guru yang dipandang perlu meningkatkan
ketrampilan/pengetahuannya sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan,
khususnya dibidang pendidikan.
Seorang
guru pada dasarnya sudah dipersiapkan melalui lembaga pendidikan guru
sebelum terjun kedalam jabatannya. Pendidikan persiapan itu disebut pre-service education sebagaiman penulis paparkan di atas. Diantara mereka banyak yang sudah cukup lama meninggalkan pre-service education dan
bertugas dilingkungan yang tidak memungkinkan untuk mengikuti berbagai
perkembangan dan kemajuan. Disamping itu banyak pula mereka yang memang
tidak berusaha untuk berkembang didalam meningkatkan kemampuan sebagai
guru/pendidik dan tenggelam dalam kegiatan mengajar secara rutin. Untuk
mengejar ketinggalan itu agar guru selalu up to date dalam menjalankan tugas-tugasnya diperlukan inservice-training secara terarah dan berencana. Penyusunan program inservice-training dan berusaha mewujudkannya merupakan bagian dari kegiatan supervisi.
Sejalan dengan uraian diatas inservice-training dapat
diartikan sebagai usaha meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan guru
dalam bidang tertentu sesuai dengan tugasnya, agar dapat meningkatkan
efisiensi dan produktifitas dalam melakukan tugas-tugas tersebut.[2]
Pendidikan pra-jabatan atau “pre-service”
merupakan fase mempersiapkan tenaga-tenaga kependidikan untuk
memperoleh pengetahuan, ketrampilan-ketrampilan dan sikap-sikap yang
dibutuhkan sebelum bertugas atau berdinas. Misalnya semasa belajar
di SPG atau kuliah di IKIP. Setelah mulai bertugas sebagai guru, ia
tidak boleh statis tetapi ia harus dinamis yaitu harus ikut berkembang
sesuai dengan perkembangan ilmu dan teknologi pada umumnya, khusunya
dibidang profesi keguruan atau kependidikan. Ia harus berkembang sambil
menunaikan tugasnya. Untuk mengembangkan profesi atau kecakapan dalam
masa jabatannya ini diperlukan pendidikan atau latihan “inservice”.[3]
Pendidikan “Inservice”
(dalam jabatan) atau latihan-latihan semasa berdinas, dimaksudkan untuk
meningkatkan dan mengembangkan secara kontinu pengetahuan,
ketrampilan-ketrampilan dan sikap-sikap para guru dan tenaga-tenaga
kependidikan lainnya guna mengefektifkan dan mengefesiensikan pekerjaan/jabatannya. Program
pendidikan atau latihan tersebut dapat diselenggarakan secara formal
oleh pemerintah, berupa penataran-penataran atau lokakarya-lokakarnya
baik secara lisan atau tertulis, dapat pula diselenggarakan secara
informal oleh yang berkepentingan baik secara individual, maupun secara
berkelompok.
Menurut gagasan supervisi modern, inservice-training atau
pendidikan dalam jabatan merupakan bagian yang integral dari program
supervisi yang harus diselenggarakan oleh sekolah-sekolah setempat untuk
memenuhi kebutuhan-kebutuhan sendiri dan memecahkan persoalan-persoalan
sehari-hari yang menghendaki pemecahan segera. Program inservice-training atau refreshing ini dipimpin oleh pengawas setempat sendiri atau dengan bantuan para ahli dalam lapangan pendidikan.[4]
Program inservice-training dapat melingkupi berbagai kegiatan seperti mengadakan kursus, aplikasi, ceramah-ceramah, workshop, seminar-seminar, mempelajari kurikulum, survai masyarakat, demonstrasi-demonstrasi mengajar menurut metode-metode baru, fieldtrip, kunjungan-kunjungan ke sekolah-sekolah diluar daerah, dan persiapan-persiapan khusus untuk tugas-tugas baru.
Kepemimpinan dalam perencanaan program-program inservice-training termasuk
tanggung jawab para pejabat supervisi. Akan tetapi, perencanaannya
sendiri dijalankan secara kerja sama dengan guru-guru.
Demikianlah jika kita simpulkan, inservice-training ialah
segala kegiatan yang diberikan dan diterima oleh para petugas
pendidikan (pengawas, kepala sekolah, penilik sekolah, guru dsb), yang
bertujuan untuk menambah dan mempertinggi mutu pengetahuan, kecakapan,
dan pengalaman guru-guru dalam menjalankan tugas kewajibannya.[5]
b. Upgrading
Pengertian upgrading (penataran) sebenarnya tidak berbeda jauh dengan inservice-training. Upgrading ialah
suatu usaha atau kegiatan yang bertujuan untuk meninggikan atau
meningkatkan taraf ilmu pengetahuan dan kecakapan para pegawai,
guru-guru, atau petugas pendidikan lainnya, sehingga dengan demikian
keahliannya bertambah luas dan mendalam.
Perbedaannya yang agak jelas antara inservice-training dan Upgrading ialah, Upgrading lebih memilki cifil-efect pada pekerjaan atau jabatan pegawai yang di upgrade. Umpamanya:
dapat menjadikan pegawai yang tidak berwenang menjadi berwenang,
berlaku untuk kenaikan tingkat atau jabatan, dan mempertinggi
pengetahuan dan keahlian.
Dilihat dari luasnya pengertian yang terkandung didalamnya, inservice-training mengandung pengertian yang lebih luas dibandingkan dengan upgrading.Upgrading termasuk kedalam pengertian inservice-training. Kegiatan-kegiatan lain yang juga dapat dimasukkan kedalam pengertian inservice-training antara lain ialah refreshing, staftraining, workshop (sanggar kerja), seminar, rapat kerja, konferensi kerja dsb. [6]
Contoh upgrading yang
biasa berlaku di kalangan guru-guru dan petugas-petugas lainnya antara
lain : memberi kesempatan kepada guru-guru SD yang berijazah SGB atau
yang sederajat untuk mengikuti SGA/SPG; memberi kesempatan atau tugas
belajar kepada guru-guru SLP yang berijazah SGA/SPG atau yang sederajat
untuk mengikuti kursus PGSLP atau mengikuti kuliah di IKIP sehingga
menjadi guru yang berwenang mengajar di SLP; memberi kesempatan atau
tugas belajar kepada guru-guru SLA yang berijazah BI/sarjana muda, untuk
mengikuti kuliah guna mencapai tingkat sarjana; memberi kesempatan
kepada pegawai administrasi (tata usaha) yang memilki ijazah SLP untuk mengikuti KPAA (Kursus Pegawai administrasi Tingkat Atas), dan sebagainya.
Inservice-training dan Upgrading keduannya
merupakan fungsi-fungsi kepemimpinan dan supervisi pendidikan modern,
yang mulai mendapat perhatian di kalangan pendidikan dan pengajran di
negeri kita.
c. Perlunya Inservice-training dan Upgrading dalam pendidikan
Persiapan
calon-calon guru selama di sekolah guru –baik ia dari sekolah SGB,
SGA/SPG, maupun dari FKIP atau IKIP-belumlah merupakan
persiapan-persiapan yang cukup lengkap jika ditinjau dari tugas
kewajibannya sebagai pendidik yang sangat luas setelah keluar dari
sekolah itu. Persiapan-persiapan yang diterima di sekolah guru, waktu
dan luasnya sangat terbatas; juga sebagian besar merupakan persiapan
yang bersifat teoritis. Pengalaman-pengalaman praktek yang diterimanya
dari latihan-latihan praktek mengajar sangat terbatas dan dalam waktu
yang tidak lama, belum merupakan pengalaman yang cukup bermutu untuk
memenuhi tugas-tugas dan tanggung jawabnya setelah keluar dari sekolah
guru. Banyak hal yang harus diperbuat dan dilakukan oleh guru yang belum
sempat atau tidak dipelajarinya di sekolah guru.
Ini
semua merupakan motif-motif yang mendorong keharusan adanya pendidikan
tambahan bagi guru-guru muda di sekolah-sekolah tempat mereka bekerja
jika mereka hendak menjadi guru yang cakap. Demikian pula guru-guru yang
lebih tua sama-sama perlu akan pendidikan dalam jabatan itu, yang disebut dengan inservice-training.
Sebab-sebab perlunya inservice-training, disamping
pendidikan persiapan (pre-service training) yang kurang mencukupi, juga
banyak guru yang banyak guru yang telah keluar dari sekolah guru tidak
pernah atau tidak dapat menambah pengetahuan mereka sehingga menyebabkan
cara kerja mereka yang tidak berubah-ubah, itu-itu saja dan
begitu-begitu saja tiap tahun selama belasan tahun mereka bekerja.
Mereka tidak mengetahui dan tidak dapat menyesuaikan diri dengan
perkembangan masyarakat dan negara.
Sebab lain mengenai perlunya inservice-training atau Upgrading ialah
suatu kenyataan bahwa karena kebutuhan yang sangat mendesak, pemerintah
mengangkat guru-guru yang tidak dipersiapkan untuk menjadi guru
sebelumnya, baik sebagai guru SD maupun sebagai guru SLP atau SLA. Bagi
mereka ini inservice-training atau Upgrading mutlak diperlukan.
Sebab
yang lain lagi ialah adanya program dan kurikulum sekolah yang harus
selalu berubah dan berkembang sesuai dengan perkembangan ilmu
pengetahuan, masyarakat dan kebudayaan. Untuk dapat mengimbangi
perkembangan itu, pengetahuan dan cara bekerja guru-guru harus
berkembang pula.
D. SIMPULAN
Dari pembahasan di atas dapat penulis beberapa simpulan sebagaiman berikut :
1. Inservice-training dan upgrading merupakan salah satu fungsi kepengawasan (supervisi) yang sangat penting.
2. Seorang
guru pada dasarnya sudah dipersiapkan melalui lembaga pendidikan guru
sebelum terjun kedalam jabatannya. Pendidikan persiapan itu disebut pre-service education
3. inservice-training ialah segala kegiatan yang diberikan dan diterima oleh para petugas pendidikan
4. Sebab-sebab
perlunya inservice-training, disamping pendidikan persiapan (
preservice training) yang kurang mencukupi, juga banyak guru yang telah
keluar dari sekolah guru tidak pernah atau tidak dapat menambah
pengetahuan mereka sehingga menyebabkan cara kerja mereka tidak
berubah-ubah, itu-itu saja dan begitu-begitu saja
E. PENUTUP
Demikian
makalah ini penulis sampaikan. Penulis sadar bahwa dalam penulisan
makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, untuk itu kontribusi kritik
dan saran yang konstruktif sangat kami harapkan demi kemajuan penulis
dan pembaca pada umumnya.